Kota Lhokseumawe adalah kota terbesar kedua di Provinsi Aceh, Indonesia, yang terletak di pesisir timur Pulau Sumatra. Secara geografis, kota ini berada di antara Kota Banda Aceh dan Medan, menjadikannya jalur distribusi dan perdagangan yang vital di Aceh. Luas wilayahnya mencapai 181,06 km² dengan jumlah penduduk sekitar 197.339 jiwa pada pertengahan tahun 2024.
Nama "Lhokseumawe" berasal dari bahasa Aceh, di mana "Lhok" berarti dalam, teluk, atau palung laut, dan "Seumawe" berarti air yang berputar-putar atau pusat mata air. Kota ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 dan kemudian menjadi bagian dari Kesultanan Aceh sejak tahun 1524. Pada masa kolonial Belanda, Lhokseumawe berkembang sebagai pusat administrasi dan perdagangan. Pemerintah Belanda membangun berbagai fasilitas pemerintahan, militer, dan perhubungan kereta api di kota ini. Setelah kemerdekaan Indonesia, Lhokseumawe terus berkembang dan resmi menjadi kota administratif pada 14 Agustus 1986. Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001, statusnya ditingkatkan menjadi kota otonom.
Lhokseumawe pernah dijuluki sebagai "Kota Petro Dollar" pada periode 1980-an hingga 1990-an karena keberadaan ladang gas alam di Arun yang dikelola oleh PT Arun Natural Gas Liquefaction Co. Penemuan ladang gas ini pada tahun 1971 menjadikan Lhokseumawe sebagai salah satu penghasil gas alam terbesar di dunia pada masa itu. Selain itu, kota ini juga menjadi lokasi bagi industri besar lainnya seperti PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Kertas Kraft Aceh. Dalam bidang turis, Lhokseumawe menawarkan berbagai destinasi dan permainan menarik seperti Pantai Ujong Blang, Pulau Seumadu, Waduk Pusong, dan Masjid Agung Islamic Center Lhokseumawe. Objek-objek wisata ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan alam dan budaya Aceh.
Dari segi budaya, Lhokseumawe memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk seni dan kerajinan tangan seperti anyaman bambu dan rotan. Tradisi dan upacara adat, seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad, masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Secara ekonomi, Lhokseumawe terus berkembang dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang berfokus pada industri energi, petrokimia, dan agroindustri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kota ini. Dengan perpaduan sejarah, budaya, dan perkembangan ekonomi yang pesat, Lhokseumawe menjadi salah satu kota penting di Provinsi Aceh yang menawarkan berbagai potensi dan daya tarik bagi penduduk lokal maupun wisatawan.